English French German Spain Italian Dutch

Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified

Friday, July 29, 2011

Nutrisi Tepat Agar Tubuh Bugar

Untuk menjaga badan tetap bugar di bulan Ramadan, banyak hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah menjaga kecukupan nutrisi. Nah bagaimana caranya?
Badan lemas dan tidak bersemangat memang biasa terjadi di bulan puasa. Alasannya pun beragam. Selain karena kurang olahraga, mungkin Anda juga kurang memerhatikan asupan nutrisi. Padahal, asupan nutrisi sangat penting diperhatikan walaupun di bulan puasa.
Dikatakan oleh ahli gizi medik dari Siloam Semanggi Specialist Clinic Jakarta,Dr Fiastuti Witjaksono MSc MS SpGK bahwa agar puasa tetap berjalan dengan lancar, maka jangan lupa untuk memperhatikan dan menjaga asupan yang dikonsumsi saat sahur dan berbuka.


“Penting sekali memperhatikan asupan saat berbuka, terutama di saat sahur,” paparnya.
Saat puasa, tubuh berarti tidak makan dan minum selama kurang lebih 14 jam. Namun, bukan berarti saat puasa tubuh terus-terusan lemas dan tidak fit. Justru jika kita benar melaksanakan puasa, banyak sekali manfaat kesehatan yang dapat diperoleh, termasuk detoksifikasi.
“Puasa Ramadan kerap kali diartikan sebagai waktunya istirahat untuk tubuh karena organ-organ tubuh bekerja lebih ringan. Itu sebabnya,jika puasa dilakukan dengan benar, proses pembuangan racun dalam tubuh atau detoksifikasi tubuh pun akan berjalan sempurna,” paparnya.
Ingat, puasa bukan sekadar menukar jam makan dan menghindari semua makanan dan minuman sejak matahari terbit hingga terbenam dan kemudian “balas dendam” dengan makan dan minum sebanyak-banyaknya saat berbuka dan sahur.
Banyak orang yang juga tidak sabar ingin segera menyantap hidangan yang tersaji di atas meja. Padahal, mereka tidak sadar banyak lemak jahat dan makanan manis dengan kadar gula tinggi yang tak sehat, seperti “mengintip dan bersembunyi” di dalam menu-menu berbuka puasa.
“Saat berbuka, batasi makanan tinggi protein dan lemak serta makanan manis yang mengandung tinggi gula,” ucapnya.
Fiastuti mengatakan, makanan manis wajib dikonsumsi saat berbuka, dengan alasan makanan manis bisa mengganti kadar gula yang hilang sehingga bisa menyegarkan kondisi yang lemas menjadi fit. Namun, bukan berarti semua makanan manis bisa Anda santap.
Makanan manis yang mengandung santan, seperti es cendol sebaiknya pilih dengan porsi yang tidak berlebihan.
“Saat berbuka puasa kita sebaiknya mendahulukan dengan air putih dan makanan manis. Tapi bukan makanan manis yang tinggi gula,” papar dokter lulusan Universitas Indonesia ini.
Makanan manis sangat disarankan untuk dikonsumsi saat berbuka adalah kurma. Pasalnya, kurma mengandung glukosa dan fruktosa yang merupakan sumber energi siap pakai, yang dalam waktu singkat akan segera mengganti energi setelah seharian berpuasa.
Fiastuti menyarankan, menu berbuka dan sahur wajib dipenuhi dengan menu yang kaya akan nutrisi yang disarankan setiap harinya, seperti menu yang mengandung karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral.
“Hindari makanan yang banyak mengandung santan seperti gulai.Hindari juga makanan berminyak seperti gorengan karena tubuh akan menumpuk lebih banyak toksin,” ucapnya.
Lain halnya di saat sahur, sebaiknya jauhkan makanan manis seperti kolak.Ahli gizi yang juga dokter umum dari Palang Merah Indonesia, dr H Udja Bachrussani mengatakan bahwa konsumsi terlalu banyak makanan manis saat sahur akan menyebabkan tubuh cepat haus bahkan lapar.
“Jika saat sahur banyak menyantap makanan manis, biasanya jam delapan sudah terasa haus,” ucap Udja saat ditemui dalam acara donor darah yang diadakan oleh Tupperware Indonesia.
Udja menyarankan, penting sekali memenuhi nutrisi saat puasa dengan mengonsumsi sayur dan buah saat sahur dan berbuka.
Sayur dan buah yang dipilih pun sebaiknya mengandung serat yang tinggi. Karena serat memiliki manfaat yang baik untuk tubuh, terutama di bulan puasa, di mana jika kita menyantap sayur dan buah yang mengandung serat, maka akan lebih mengenyangkan. Buah dan sayur yang banyak mengandung serat seperti sayuran hijau atau buah apel dan sirsak. Di dalam buah dan sayuran tersebut terdapat serat yang proses penguraiannya lambat.
“Jika kita kurang mengonsumsi buah dan sayur, selain bisa membuat nutrisi tubuh tidak terpenuhi, juga dapat memicu konstipasi atau sembelit yang bisa mengganggu puasa,” jelasnya.